Sabtu, 09 Februari 2008

Bertepuk Sebelah Tangan

Pulang, meninggalkan pelatihan outbond yang artinya nggak lulus dan gagal dapat sertifikat. Tapi siapa peduli? Nenekku tercinta wafat, setelah 3 pekan berjuang di ICU. Aku begitu mendambakan pulang untuk sekedar menjenguknya di Rumah Sakit, hingga aku tahu bahwa aku terlambat.

Maka, di waktuku yang cuma 3 hari ini aku pulang. Bukan untuk ikut mengurus tahlilan nenekku, tapi mendatangi nenek yang satu lagi. (Yang wafat adalah ibunda ayahku, sedang ibunda ibuku masih terbaring stroke). Aku takut tak sempat lagi, dengan jarak kotaku dengan kampung halaman yang 10 jam perjalanan, dan libur yang begitu mahal.

Sungguh aku tidak menyesal memutuskan pulang. Adalah momen berharga menyaksikan episode cinta melimpahruah seorang ibu kepada putrinya. Bulik, adik perempuan ibuku entah karena alasan apa memutuskan untuk menghilang 12 tahun lamanya. Bukan hilang sebenarnya, karena kami tahu dia di mana, tapi menolak pulang dan tak ingin berjumpa siapapun. Saat nenek terbaring sakit memendam kerinduan, semua orang merayunya untuk sesaat saja menjenguk ibundanya.

Maha Suci Allah yang membolak-balikkan hati, beliau pulang! Lengkap dengan anak-anaknya. Adikku yang dulu masih kelas 3 SD saat terakhir aku bertengkar dengannya, kini sudah semester 8, nyaris skripsi. Maka momen berurai airmata pun dimulailah. Bulik ingin sesaat merawat nenek sendiri, menunggui hingga mengganti diapersnya. Cinta yang bertahun lamanya serasa bertepuk sebelah tangan pun menemukan muaranya.....

Tapi nenek masih bertepuk sebelah tangan, dalam arti sebenarnya. Organ tubuhnya sebelah kiri masih sulit digerakkan. Aku bersama adikku mengajak beliau berlatih tepuk tangan. Hasilnya, hanya tangan kanan yang berulang-ulang menepuki tangan kiri. Itupun, jemari tangan kiri masih terlalu kaku untuk membuka-menutup secara otomatis.

Lalu belajar menghitung dengan jari. Nenek cuma bisa menunjukkan 4 dan 5, pelan-pelan. Untuk menekuk jari membentuk angka 3, 2 dan 1 masih luarbiasa sulit. Lucu, penuh canda, kami tertawa-tawa, tapi toh airmata tak berhenti mengalir juga.

Tak lama, tapi lebih dari cukup untuk belajar banyak mengenai cinta dan makna sebuah keluarga......
I Love You, Granny..............^_^

Tidak ada komentar: