Kamis, 21 Februari 2008

Terlalu Banyak

Seorang teman pernah menceritakan tentang kisah dua ekor burung. Alkisah, ada dua ekor burung yang ditangkap oleh seorang pemburu. Keduanya ditempatkan di sangkar yang indah, dan diberi makan yang enak-enak. Burung pertama menikmati semua fasilitas, makan sekenyangnya setiap hari. Burung kedua makan seperlunya. Sisa makanannya pun dihabiskan temannya.

Suatu hari, si pemburu lupa mengunci sangkarnya setelah memberi makan kedua burungnya. Ini adalah kesempatan emas untuk melarikan diri! Burung pertama berjuang keras untuk terbang. Namun rupanya sayap yang terkepak tak mampu mengangkat badannya yang kini begitu gendut. Burung kedua tersenyum riang, dengan tubuhnnya yang ramping, dikepakkannya sayapnya, dan dikatakannya kepada sahabatnya :" Selamat tinggal, Teman! Lain kali, jangan mengambil terlalu banyak...!"

Entah mengapa, kini aku merasa nasehat ini ditujukan untukku. Jangan mengambil terlalu banyak. Bisa hutang budi, bisa materi, bisa apa pun. Mengambil terlalu banyak akan menghalangi kita untuk 'terbang', jika tiba saatnya kita harus terbang. Terutama jika kau lebih mencintai petualangan daripada kemapanan. Tambahan fasilitas biasanya berbanding lurus dengan tambahan tuntutan, bukan?

Ambil secukupnya, demi menjaga aerodinamitas jiwa. Maka kau akan siap untuk terbang, jika saatnya tiba.....

Jangan ambil banyak-banyak, termasuk makan :D
Maka kau terjaga dari kegendutan, haha...........!!!

(nasehat berharga untuk diriku sendiri)

Tidak ada komentar: